Jangan berpikir itu aku.
Disini aku tidak bicara tentang cemburu, tapi tentang rasa yang terlalu asing untuk memiliki nama atau istilah. Aku menyayanginya, jelas. Dia salah satu pria terbaik yang dianugrahkan Tuhan.
Aku yakin masing-masing dari kami bahagia.
Disini aku hanya mencoba berbagi, tentang perasaan yang namanya tidak aku ketahui.
Dibuka dengan ucapan "Heeeeyyy, Selamat Ulang Tahun!! Semoga... *amien" dan dibalas dengan kata "terima kasih" dengan nada canggung. Ya, mungkin dia masih canggung untuk kembali berkomunikasi dengan aku yang pernah dicuekinnya selama beberapa hari ini.
Pembicaraan kami lalu berlanjut dengan sederhana, membicarakan kehidupan sehari-hari. Aku bahagia, dia sungguh pasangan dengan aura terbaik di dunia.
Rasa asing yang aku sebut-sebut itu justru saat pembicaraan mengarah ke arah "kenapa aku dicuekin?" dan dia menjawab "aduh kepalaku sakit, nanti aja ya baru dijawab". Aku merasa udara sempat bersembunyi dariku selama satu detik, dan ini bukan curiga (setidaknya aku kira begitu) karena aku tau, dia tidak mungkin melakukannya.
Selama bersamanya aku tau, jika nanti dia tersesat di Neraka, para setan disana akan segera mengusirnya. Karena dia terlalu suci untuk disiksa, disini aku hanya ingin berbagi tentang apa yang aku rasa. Sebongkah rasa bahagia yang belum aku tau takarannya, tentang seseorang yang pernah berjasa, menyambut hari istimewanya dengan yang bukan saya.
Tanpa mengecilkan posisi siapapun disini, aku bahagia dengan sangat. Untuk dia yang selalu bertangan terbuka dan membiarkan aku menghambur dalam peluknya.
Tidak ada yang lebih baik, karena hari ini, adalah yang terbaik.
Selamat Panjang umur, dan bahagia :)) Tuhan berkati.
Malang, 11 september 2011
LOVE you a lot ~telly~
Emoticon